Brebes-ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2024 dengan melakukan upacara pengibaran bendera di halamaan kantor pada, Senin (20/05/2024).
Upacara peringatan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes diikuti oleh pejabat struktural dan fungsional serta seluruh ASN dan honorer Kemenag Brebes. Tak ketinggalan juga satker madrasah baik MI. MTs dan MA serta KUA Kecamatan se-kabupaten Brebes mengikuti upacara di tempat masing-masing atau tempat terdekat.
Agung Nugroho selaku Kasi PAIS bertindak sebagai Pembina Upacara membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, dia menyampaikan bahwa satu abad tahun lalu, tepatnya pada (20/05/1908), lahir organisasi Boedi Oetomo, dari Boedi Utama inilah yang di masa itu telah menginspirasi tumbuhnya cikal bakal bagi organisasi pergerakan lainya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
“Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini, Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal dan dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda,” ujarnya.
Untuk saat ini bangsa Indonesia berada difase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Pesatnya kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru.
“Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti,” jelasnya.
Kebangkitan kedua menjadi momen terpenting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk terus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan.
“Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.(hid)