Brebes-Selasa siang menjelang sore, (23/07/2023) TIM Desa Sadar Kerukunan Desa Losari Lor Kec. Losari Kabupaten Brebes melaksanakan Sosialisasi Desa Sadar Kerukunan, bertempat di Aula Vihara Dharma Mulia, yang merupakan tempat istimewa dimana di sebelah kanan berbatasan dengan Klenteng Hok Tek Bio Losari dan di sebelah kiri rumah Ibadah Umat Budha Yaitu Vihara Dharma Mulia Desa losari lor Kec. Losari
Acara yang diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari masyarakat desa Losari lor. Yang merupakan perwakilan baik umat Islam, Kristen, Budha maupun Khonghucu, dengan menghadirkan tokoh-tokoh agama tersebut. Turut hadir Plh. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes, Akrom Jangka Daosat, kepala KUA Losari Syaifudin, Ketua Forsa (Forum Silahturahim Anak Bangsa) dan Ketua Permata (Pemuda Lintas agama ) desa Losari Lor.
Akrom Jangka Daosat selaku narasumber dalam sosialisasi tersebut menjelaskan pentingnya kerukunan umat antar umat beragama, dan setiap umat menjaga akhlaknya masing-masing dalam bergaul dan bermasyarakat, karena dengan akhlak mulia dari setiap umat maka sikap toleran, dan menghargai sesama. Sehingga kerukunan hidup antar umat bergama dapat terjaga.
“Tolong jaga dan rawat kebersamaai ini dengan akhlahk mulia, tolong-menolong, saling menghargai, bergotong royong dan tanamkan ini semua pada generasi penerus guna menjaga persatuan dan kesatuan khususnya di masyarakat losari Lor”, jelasnya
Sementara itu Abdul Muis selaku Ketua Forsa Desa Losari Lor sekaligus narasumber kedua dalam acara tersebut menerangkan awal mula berdirinya Forsa tahun 2012, yang dilandasi adanya keperihatinan atas peristiwa tahun 1998, pada saat itu terjadi penjarahan yang dilakukan oleh kelompok perusuh dari luar kabupaten Brebes dan Kabupatan Cirbon mengingat wilayah Losari berada diperbatasan Brebes dan Cirbon.
“April 2012, kami dengan Pendeta Slamet dari agama Budha dan beberapa tokoh Khonghucu dan Tokoh Kristen dan muslim berkumpul dan bersepakat membentuk Forsa sebagai sarana bertukar pikiran dan mempererat persaudaran selaku anak bangsa, walaupun berbeda keyakinan tetapi tetap satu yaitu bagsa Indonesia”. jelasnya pria yang berprofesi sebagai PNS Penyuluh Agama lslam di Kec. losari.
Dia menambahkan pentingnya membangun persahabatan dan persaudaraan akan tetapi beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, jangan karena beda keyakinan jadi bermusuhan. Kebersamaan selama ini harus tetap dijaga dan kearifan lokal yang ditandai dengan semangat rukun dan toleran yang telah berlangsung hingga saat ini, dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk menjadi karakter masyarakat losari.
“Kemudian yang sangat penting untuk kita sadari juga bahwa sesuai sila pertama dalam pancasila, bahwa bertaqwa kepada tuhan yang maha esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena semua agama menghargai manusia, oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai, sehingga terbina kerukunan hidup antar umat beragama.” Pungkasnya, dan acara ditutup dengan foto bersama.(hid).