Berqurban Sebagai Cerminan Keshalehan Sosial di Brebes.
Brebes, Tahun ini jumlah hewan Qurban di Kabupaten Brebes tercatat oleh Kantor Kementerian Agama Brebes sebanyak 303 sapi dan 831 kambing = 1134 hewan qurban, angka 1134 merupakan jumlah yang mampu di data oleh Kementerian Agama Kabupaten Brebes, sementara masih banyak penyembelihan hewan qurban yang belum terdata, mengingat keterbatasan sumber daya manusia Kemenag Brebes yang belum mampu menyentuh daerah pinggiran dan terpencil di wilayah Brebes.
Secara spesifik dari jumlah ASN Kementerian Agama Brebes 896 orang, yang melaksanakan qurban tahun 1442H/2021 M, sebanyak 307 Orang, Data ini diperoleh dari laporan seluruh ASN dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten melalui link (https://docs.google.com/spreadsheets/d/19gTIUUL-ZgmBhFrr0C9OWSQ8-2zVpxXCxbzWjdgs6gg/edit?usp=sharing).
H. Nasokhidin selaku Kasi Bimas Islam mengungkapakan bahwa terjadi penurunan jumlah hewan qurban dibandingkan tahun lalu, dikarenakan masih mewabahnya pandemi covid-19 di Indonesia khusunya dan dunia pada umumnya. Tak terkecuali di Kabupaten Brebes. sebagai imbas menurunnya ekonomi dan daya beli masyarakat, sehingga tidak sedikit masyarakat yang kesulitan memperoleh pendapatan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengingat tolok ukur yang digunakan masyarakat sebagai suksesi sebuah pelaksanaan hari raya qurban adalah banyaknya hewan yang diqurbankan. Masyarakat masih menganggap perayaan kurban sebagai sebuah ritual-transendental an sich. Padahal seandainya kita mau mencoba melihat lebih dalam maka sesungguhnya terdapat sebuah pelajaran berharga yang lebih dari hanya sekedar perayaan makan gulai dan sate. Pemahaman umum yang mengartikan ibadah kurban hanya sebagai ritual-transendental, ini telah menarik perhatian Peneliti dari Puslitbang Kemenag. RI Ibu HJ. Anik Faridah. Dia mengatakan,”Dien tidak hanya dimanifestasikan dalam bentuk ritual-diri saja, melainkan harus dapat menjelma menjadi sebuah peradaban-sosial” ungkapnya yang dihubungi melalui pesan whatsapp.
“Sebenarnya Idul Adha mempunyai dua dimensi. Pertama adalah dimensi ritual-transendental. Dimana ritual kurban ini sebagai wujud penghambaan manusia dalam ekspresi syukur kepada Allah SWT. Lebih dari itu Allah ingin menguji keimanan manusia dalam ritual ini, hal ini tercermin dalam kisah Habil dan Qabil yang melegenda. Dimensi kedua yaitu dimensi sosial. Pemaknaan akan dimensi sosial ini tergambar dari komponen pembagian hasil penyembelihan hewan kurban kepada fakir miskin. Disini ditujukan untuk menimbulkan nuansa egaliter dalam masyarakat. Sayangnya pesan kedua ini tidak banyak dipikirkan oleh kebanyakan kaum muslim. Padahal, seperti halnya daging kurban, kebaikan adalah sesuatu yang dapat ditularkan” Ujarnya.
Dikesempatan terpisah H. Fajarin, ketika dimintakan pendapatnya, mengungkapkan “Saat ini dengan banyak anggota masyarakat yang terpapar corona, dan akibat pandemi covid-19, banyak saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan/pendapatan dan banyak lagi yang tidak dapat mencari nafkah kerena berlakukan PPKM Darurat, oleh kerenanya ASN Kementerian Agama Kabupaten Brebes diinstruksikan agar dapat berqurban, sebagai bentuk kepedulian sesama ” jelesnya melalui pesan singkat di whatsappnya.
Kementerian Agama Kabupaten Brebes mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas spritual atau keagamaan para ASNnya. Guna hal tersebut Kementerian Agama Brebes Senantiasa mendorong dan menghimbau kepada ASN supaya setiap tahun sebisa mungkin berqurban, karena ini salah satu pengobat rindu masyarakat akan hadirnya ASN yang peduli dengan kesulitan dan himpitan hidup yang dialami masyarakat yang kurang beruntung. mengingat ASN mendapatkan gaji dari pajak yang dibayarkan masyarakat, dengan berqurban masyarakat yang kurang mampu merasa memiliki saudara, yang setiap saat siap membantu meringankan beban yang dirasakan oleh masyarakat.
Kepedulian dan kesetiakawanan dengan berqurban adalah salah satu contoh sikap dan perilaku ASN yang memiliki nilai keshalehan sosial yang di pegang dan dijalankan. Dengan membagikan daging kurban layaknya menularkan rezeki yang dimilikinya kepada orang-orang disekitarnya dan menularkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar adalah cerminan dari adanya keshalehan sosial (hid).