Brebes~ Pengurus Daerah PGR cabang Khusus Kementerian Agama Kabupaten Brebes menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan yang bertemakan “ Inovasi Kurikulum Madarsah di Era 4.0”. Senin (25/07/2022) di Aula Islamic Centre Brebes yang dikuti oleh PNS khususnya Guru dan tenaga kependidkan kemenag Brebes berjumlah 400 peserta.
Pembicara dalam seminar tersebut berasal dari Bapak Dr.H.Suawardi selaku Kepala Sub direktorat KKSK Dirjen Pendidikan Islam kemenag RI dan narasumber lainya.
H. Fajarin selaku Kepala Kantor Kemenag Brebes dalam pembukaanya menjelaskan, “Perubahan teknologi yang sangat cepat dalam bidang teknologi juga berdampak pada perkembangan pendidikan. Kita mengenalnya dengan istilah Revolusi Industri 4.0. yang menjadi tugas bersama sebagai pendidik harus dapat beradaptasi dengan perubahan, sehingga pembelajaran di Madarsah masing-masing akan lebih efektif demi kemajuan,” ujarnya
Beliau melanjutkan, inisiatif-inisiatif pendorong digitalisasi pada sektor pendidikan meliputi aplikasi edukasi, distribusi konten digital, strategi pelatihan e-teacher, nilai dan identitas nasional serta forum guru digital. Pembelajaran digital dapat menghilangkan kantung-kantung putus sekolah dan rendahnya kinerja tenaga kependidikan di daerah, serta meminimalisir kesenjangan pendidikan antara daerah terpencil dan perkotaan
“Beberapa hal yang berhubungan dengan digital disruptif diantaranya adalah Virtual Reality (VR), Collaboration Platform, Augmented Reality, dan Artificial Intelligence,” tambahnya.
Kurikulum merdeka belajar yang dicanangkan untuk mulai digunakan oleh madrasah merupakan kurikulum protype, yang visioner sesuai dengan kebutuhan pendidikan di era disruptif ini. Konsepnya sudah tepat untuk mendukung pelajar Pancasila dan Guru bnagsa dalam memebrikan penidikan kpada geberasi penerus untuk mengembangkan diri sesuai bakat dan minat masing-masing siswa.
“Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar ini akan bisa maksimal jika pendidik memiliki kemampuan yang mumpuni dalam ketentuan itu. Oleh karenanya, sebagai pendidik di masa kini diharapkan bisa mengupgrade diri secara mandiri, memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” pungkas H. Fajarin.
Sementara itu narasumber Sopar Soparudin yang mengantikan narasumber utama menjelaskan tentang edukasi 4.0 dengan desain pembelajaran menggunakan materi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics) yang terintegrasi. Implementasinya dilakukan dengan cara akses materi yang terbuka. Dalam hal inisiatif digitalisasi Pendidikan perlu memperhatikan tiga pilar, yaitu infrastruktur, infokultur dan infostruktur.
“Adanya standard dan framework kurikulum informatika yang sudah dirilis dan diimplementasikan oleh negara maju, antara lain yang dirilis oleh Association for Computing Machine (ACM), Computer Science Teacher Association (CSTA), dan Lembaga nirlaba (code.org). Di dunia digital yang dipenuhi dengan komputasi dan komputer, lulusan sekolah harus mempunyai pemahaman tentang informatika,” jelas H. Sofar
Menurut ketua pelaksana Robikun Seminar ini diadakan dalam rangka mendorong pelaksanaan penerapan kurikulum merdeka belajar di madrasah, dengan tujuan dari seminar ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa berkompetensi di Abad 21, yaitu kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. (Hid).