Brebes-Sebagai bentuk desiminasi dari beberapa pelatihan yang diikuti oleh beberapa guru Madin, DPC FKDT Kab Brebes akan menyelenggarakan peningkatan kapasitas Kepala MDTA tingkat Kabupaten, yang akan direncanakan selama 2 hari di Aula Islamic Centre Brebes. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan atau desiminasi kegiatan Workshop yang diselenggarakan oleh Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah bekerjasama dengan Baldik Semarang.
Rencana kegiatan tersebut telah dibahas dalam Rakor DPC FKDT Kab Brebes. Melalui paparan yang disampaikan oleh Abdul Rosid (Alumni Peserta Diklat Manajemen Pembelajaran Madin) secara ringkas tentang hal-hal berhubungan dengan manajemen pendidikan yang ditanggapi serius oleh peserta rakor, dan menyetuju untuk dilaksanakan.
“Sebagai lembaga pendidikan yang mengelola kegiatan pembelajaran membutuhkan penataan yang baik dan tersistem agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Oleh karena itu seorang pimpinan Madin yang memahami visi dan misi akan bergerak sesuai dengan kinerja dan tugas sebagai implementasinya”. Papar Abdul Rosid .
Menurut yang bersangkutan menetapkan visi dan misi di awal sangat penting. Karena hal tersebut merupakan start awal dalam mencapai tujuan sebuah lembaga pendidikan Madin. Capaian tujuan yang akan diwujudkan dengan metode yang selaras dengan visi dan misi.
Dalam merealisasikan visi dan misi perlu didukung dengan perangkat lunak yang termasuk administrasi, Hal ini tidak bisa diabaikan, kendatipun di era digital seperti sekarang ini, hal yang bersifat administratif tetap harus diadaptasikan secara digital atau dalam bentuk aplikasi yang dapat mempermudah, memperlancar dan mengefektifkan kinerja oraganisasi atau lembaga.
“Kepala madin sebagai manajer memiliki kemampuan untuk mengelola, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pendidikan. Dengan tiga kemampuan tersebut maka dapat menjadikan sesuai dengan harapan masyarakat”. tambahnya.
Sementara itu Ahmad Sururi selaku Ketua FKDT Kabupaten Brebes menjelaskan bahwa masyarakat sebagai steakholder menempati posisi penting, karena Madin yang 100 % Swasta dan biayanya sebagian besar ditanggung oleh masyarakat dalam hal ini orang tua/wali murid atau dermawan.
“Mengingat hal tersebut tentu bagaimana masyarakat bisa merasakan kehadiran madin dibuktikan dengan pendidikan bagi siswa yang mempunyai prestasi dalam hal ibadah dan akhlak mulia yang didasarkan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Disamping itu mereka dapat mengisi ruang kegiatan keagamaan melalui rutinitas ibadah atau kegiatan syiar Islam”. Ujar Ahmad Sururi.
Menurutnya mayoritas Kepala Madin di Brebes membutuhkan pemahaman tentang manajemen pendidikan. Keterbatasan latar belakang pendidikan mereka menjadi motivasi untuk mengetahui lebih jauh tentang tata kelola Madin yang baik dan tertib. Disaat masyarakat saat ini sudah dibekali dengan sekian fasilitas medsos yang menjadikan mereka cerdas, maka lembaga pendidikan Madin pun harus selangkah lebih maju.
“Era digital sekarang tentu berbeda dengan era tahun 80 an yang serba manual bahkan Madin belum mengenal komputer. Sementara hari ini kita dihadapkan dengan ragam aplikasi yang mau tidak mau dunia Madin harus bersentuhan dengan hal tersebut, Oleh karena itu semua melalui kegiatan peningkatan kapasitas Kepala Madin akan mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dengan basic tafaquh fiddin yang kuat dengan nilai nilai Akhlakul karimah”. Imbuhnya.
“Untuk menuju ke arah tersebut kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional menjadi pondasi utama. Lebih dari itu pimpinan madrasah juga dibekali dengan pengetahuan tentang manajerial kepemimpinan, keuangan dan SDM. Itulah menjadi garapan kita bersama untuk mewujudkan madin Brebes yang berkualitas dan bermartabat serta bermanfaat untuk umat”. Pungkasnya. (AS Editor : Hid)