Brebes-Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes mengadakan kegiatan Pembinaan ASN (Aparatur Sipil Negara) dan Halal Bi Halal yang dilaksanakan pada hari Rabu, (26/04/2023), pukul 09.00 WIB di Aula Kantor Kemenag Brebes. Kepala H. Fajarin selaku ketua panitia menyampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi dari Bapak/Ibu sehingga acara ini dapat terlaksana dengan lancar dan baik.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Brebes Drs. H. Fajarin, M.Pd. menyampaikan, “Ibadah Puasa Ramadhan yang telah kita laksanakan merupakan sarana latihan sebagai ASN untuk senantiasa meningkatkan SDM dalam rangka untuk menciptakan ASN yang berkarakter, serta memiliki kredibilitas yang tinggi, maka fungsi puasa ramadhan untuk menciptakan insan yang memiliki; keimanan, ketaqwaan, dampak kedisiplinan serta berdampak menciptakan akhlaqul karimah”. ungkapnya
“Pada dasarnya kita mengabdi pada organisasi keagamaan, maka jika ada pegawai yang berbuat onar maka yang jelek bukan organisasinya melainkan orangnya, sehingga orang tersebut perlu dibina atau bila perlu dibinasakan. tradisi yang baik (Halal Bi Halal) harap dipertahankan dan dilestariakan dalam rangka memupuk silaturrahmi”. Imbuhnya
Beliau menerangkan bahwa ASN lahir dari sebuah Reformasi agar semua jajaran Pegawai Negeri yang terjaring dalam ASN agar dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat, dengan tujuan untuk melayani masyarakat yang sesuai dengan tupoksinya. ASN diukur melalui Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sehingga sesuai dengan sasarannya serta program dapat terlaksana serta akan memperoleh reward dan punishment dari pimpinan, ASN harus memiliki kompetensi (spesialisasi) sehingga out put yang dihasilkan dapat terukur yang dibuktikan dengan SKP.
“Masih dalam rangka Idul Fitri, umat Islam Indonesia sibuk melaksanakan apa yang disebut halal bi halal. Bagi mereka yang melaksanakannya, hal itu bermakna, saya mohon maaf atas segala kesalahan saya kepada anda, sebaliknya saya sudah memaafkan terlebih dahulu kesalahan anda kepada saya, bila ada. hal ini memiliki substansi kegiatan ini sebenarnya adalah kerelaan untuk bermaaf-maafan, sebagai pangkal tolak untuk kembali memulai kehidupan sebagaimana biasa “. Pungkas H. Fajarin.
Acara di akhiri dengan salaman bersama untuk secara fisik saling memaafkan dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang sudah disiapkan. (hid)