Brebes – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Brebes melalui Seksi Bimas Islam resmi mengimplementasikan program Bernas Islami Kampung Moderasi Beragama (KMB) pada Kamis (21/8/2025), bertempat di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Desa Losari Lor, Kecamatan Losari. Kegiatan ini dihadiri oleh unsur Forkompimca Losari, seperti Danramil, Kapolsek, Camat, serta tokoh lintas agama dari Islam, Budha, Kristen, dan Khonghucu.
Kepala Kemenag Brebes, Abdul Wahab, dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberagaman suku, agama, dan ras di Indonesia merupakan kekayaan yang harus dijaga. Menurutnya, moderasi beragama menjadi pilar penting dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa. “Moderasi adalah jalan tengah, bukan ekstrem kanan atau kiri. Ia menghargai perbedaan, menjunjung toleransi, dan mengedepankan dialog,” tegasnya.
Lebih lanjut, Abdul Wahab menekankan bahwa Kampung Moderasi Beragama bukan sekadar label, melainkan wujud komitmen bersama dalam merawat nilai-nilai luhur Pancasila. Ia menyebut program ini sebagai langkah strategis dan nyata dalam memperkuat fondasi keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk.
“Dengan program ini, kita bangun pemahaman yang benar tentang ajaran agama yang membawa kedamaian. Kita dorong dialog antarumat beragama, cegah penyebaran paham radikal, dan tunjukkan bahwa keberagaman bisa hidup harmonis,” ujar Wahab di hadapan peserta kegiatan.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan KMB sebagai rumah bersama yang aman, nyaman, dan penuh toleransi. “Dengan semangat gotong royong, mari kita rawat kampung ini sebagai contoh nyata moderasi beragama,” tambahnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi terbuka yang membahas berbagai problematika umat beragama di Kecamatan Losari dan Kabupaten Brebes secara umum. Isu-isu seperti minimnya ruang dialog antarumat, potensi konflik sosial, serta tantangan dalam membina generasi muda menjadi sorotan utama dalam forum tersebut.
Tokoh agama dari berbagai latar belakang menyampaikan pandangan dan harapan mereka terhadap program KMB. Perwakilan umat Buddha menekankan pentingnya edukasi lintas iman, sementara tokoh Kristen dan Khonghucu mengapresiasi ruang dialog yang difasilitasi oleh Kemenag sebagai bentuk nyata toleransi.
Forkompimca Losari turut menyampaikan dukungan terhadap program ini. Danramil dan Kapolsek Losari menyatakan bahwa sinergi antara tokoh agama dan aparat sangat penting dalam menjaga stabilitas sosial dan keamanan wilayah. Camat Losari berharap KMB bisa menjadi model yang ditiru oleh desa-desa lain di Brebes.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan pernyataan komitmen dari seluruh peserta untuk terus memperkuat nilai-nilai moderasi beragama. “Semoga Kampung Moderasi Beragama ini menginspirasi kampung lain di seluruh Brebes. Dengan memohon ridho Allah, mari kita buka KMB ini sebagai awal dari gerakan kerukunan yang berkelanjutan,” tutup Abdul Wahab.(hid)