Brebes – Maulid Nabi atau Maulud, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah atau jatuh pada tanggal 9 November 2019 dalam kalender Masehi. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Kegiatan yang dikoordinir oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kankemenag Kab Brebes, kali ini mengusung judul, “Dengan Maulid Nabi Muhammad Saw, kita tingkatkan etos kerja”. Bertempat diaula Kakemenag Kab. Brebes, acara dimulai pukul 08.00 WIB pada 8 November 2019 dengan dihadiri oleh segenap pegawai kakemenag kab. Brebes.
Acara diawali dengan bacaan berjanji yang dilantunkan oleh sebagian besar jamaah yang hadir. Dilanjutkan sambutan singkat oleh Kakemenag Kab Brebes, H. Mahrus, MpdI. Dengan mengucapkan salam kepada para jamaah, Mahrus menjelaskan kepada para jamaah maksud dari dilaksanakan kegiatan ini selain sebagai memperingati maulid nabi.
“Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian rutin pembinaan para pegawai yang telah diagendakan. Seperti misalnya pada minggu pertama ada tadarus alquran, diminggu kedua ada senam, minggu ketiga ada acara pembinaan, dan minggu keempat ada kegiatan jalan santai. Namun pada prakteknya di lapangan, yang banyak dilakukan adalah senam” begitu ucap Mahrus yang pada kesempatan ini menggunakan baju koko panjang warna coklat.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan tausyiah dari KH. Hudallah Karim Tanjung dari Ponpes Al-Buchori, Tanjung. Dalam ceramahnya, beliau menekankan kepada para jamah untuk meneladani sifat Rasullullah saw, terutama dalam hal kepemimpinan. Dalam Q.S. Yasin ayat 21 akan terlihat sifat-sifat pemimpin yang baik. Salah satu contohnya yaitu, “pemimpin yang tidak meminta upah”. Maksudnya adalah karena mereka hanya berharap bayaran dari Allah SWT.
Selain itu, pemimpin juga harus berbuat adil. “Nah ini yang kebanyakan para pejabat lupa diri”, ujarnya sambil berkelakar.
Untuk menjadi pemimpin yang adil, terdapat beberapa syarat mutlak. Yaitu 1). Mudah memafkan kesalahan umat/bawahan, 2). Jangan membuat keputusan yang dapat menyengsarakan kaum, 3). Pemimpin tidak memiliki hak apa-apa terhadap kaumnya, namun sebaliknya, seorang pemimpin mesti menyerahkan semua kepada kaumnya”
Diakhir kegiatan, Hudallah mengakhiri dengan berdoa bersama. (Dewi Armyasih/kontributor/Brebes)