Brebes – “Hari ini saya sangat senang bisa bertemu dengan santri Pesantren Ramadhan. Saya berharap setelah nyantri selama lima hari di sini nanti peserta dapat mencari ilmu untuk bekal hidup. Karena selepas dari pesantren profesi bisa berbeda beda, tapi akhlak santri harus menjadi jiwa dan dasar dalam melakukan profesi tersebut.” Demikian disampaikan Gus Akrom selaku Kasi PD Pontren Kemenag Kab Brebes pada acara Pembukaan Pesantren Ramadhan 1442 H, Rabu 21 April 2021.
Selaku Kasi PD Pontren, beliau menekankan pentingnya mondok di Pondok Pesantren. Setelah terbitnya UU tentang Pesantren , lulusan Pesantren dapat diakui setara dengan pendidikan formal melalui muadalah atau penyetaraan. Tentunya ini peluang besar bagi santri santri, semisal kalau ada yang mau jadi lebe (petugas pencatat) bisa menggunakan ijazah Pesantren. Dahulu, banyak santri yang memiliki kompetensi namun karena terbentur dengan persyaratan ijazah akhirnya pontensi dan kompetensinya tidak dapat digunakan pada lembaga pemerintahan desa.
Pesantren Ramadhan ini diikuti oleh peserta didik tingkat MI/SD/MTs/SMP dengan total 167 peserta. Selama lima hari peserta menginap di lingkungan masjid Jami At Taqwa Jagalempeni dengan kegiatan yang padat.
Pesantren Ramadhan ini bertujuan agar anak-anak memiliki motivasi belajar di Pesantren .Karena dengan belajar di Pesantren aqidah dan pemahaman mereka terhadap agama akan senantiasa terjaga. Disampingnya itu, mengingat selama ini mereka belajar agama di SD/MI dengan daring sehingga hasil dari proses pembelajaran tidak maksimal. Melalui pesantren Ramadhan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam.
Acara dihadiri oleh penggagas Pesantren Ramadhan di Jagalempeni, Akhmad Sururi. Disela sela acara tersebut, ia menyampaikan awal mula muncul gagasan Pesantren Ramadlan di Jagalempeni pada tahun 2015 di masjid Jami Baiturrahim Jagalempeni Selatan. Ada keprihatinan ketika generasi pesantren ketika itu sudah mulai mengurang. Minat anak-anak untuk mondok sangat jarang. Sehingga nyaris putus generasi pesantren. Sementara untuk kegiatan keagamaan di desa mayoritas digerakan oleh alumni Pesantren. Kenakalan remaja dan pergaulan bebas juga menjadi ancaman untuk komunitas anak anak usia pelajar. Akhirnya pada ramadlan tahun tahun ini diselenggarakan Pesantren Ramadhan dengan peserta remaja dan pelajar mulai SD/MI hingga SMA/MA/SMK. Semua peserta menginap di lingkungan sekitar masjid selama 10 hari pada akhir Ramadhan. Selain materi keagamaan, kami juga mengundang BNK ( Badan Narkotika Kabapten ), Tim Kesehatan dari Tim Penanggulangan HiV/ Aids Dinkes Brebes dan anggota DPRD Kab Brebes.
Lebih lanjut Alumni Pesantren Lirboyo ini menuturkan, Pesantren Ramadlan pertama ketika itu dibuka oleh Wakil Bupati Narjo dan Beliau berpesan agar kegiatan Pesantren Ramadlan ini dilestarikan.
Akhirnya sampaikan sekarang Pesantren Ramadlan tetap dilaksanakan, kecuali tahun kemarin karena kondisi covid 19.
Tahun 2021 bisa dilaksanakan kembali Pesantren Ramadlan di masjid At Taqwa Jagalempeni dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Selama lima hari kedepan seluruhnya peserta mengikuti kegiatan sholat jamaah lima waktu dan tarawih, sholat tahajud dan sholat duha bersama. Selain kegiatan ritual tersebut, peserta juga diberikan materi keagamaan oleh pembimbing dari santri Pondok Pesantren Lirboyo, imbuh ia sebagai Ketua DPC FKDT Kab Brebes. (AS-Brebes)