Even yang melibatkan seluruh civitas akademika MAN terkemuka di Brebes Selatan itu, membuat suasana madrasah semarak dan meriah. Pementasan Drama Teatrikal Sumpah Pemuda menjadi pembuka acara, yang dilanjutkan dengan berbagai Tarian Nusantara, parade pembacaan puisi, serta berbagai tampilan pentas seni lainnya memeriahkan acara itu.
Peringatan Bulan Bahasa di MAN 2 Brebes kali ini bertema “Maju Bahasa dan Sastra, Maju Indonesia”. Yang paling menarik dalam acara ini yaitu launching tujuh buku antologi puisi. Penerbitan antologi puisi ini melibatkan dewan guru dan seluruh siswa sebagai penulis.
Satu buku antologi yang merupakan karya para guru terkumpul dalam buku yang berjudul “Bianglala Hati”. Sementara enam buku lainnya kumpulan puisi karya siswa antara lain “Putih Abu-Abu”, “Warna-Warni Hati”, “Tetesan Embun”, “Melodi Kehidupan”, “Senandung Pena”, dan “Lentera Hati”.
“Persiapan penyusunan buku ini dimulai sejak awal tahun 2019”, ungkap Ety Sophia Wijayanti, S.Pd. selaku Wakil Kepala Bidang Kesiswaan. Menurutnya, penerbitan buku antologi puisi tersebut untuk mewadahi bakat siswa di bidang sastra sekaligus menumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan siswa dan guru. ”Ini juga menjadi bagian dari program kelas literasi di madrasah kami guna mewujudkan madrasah kreatif berbasis literasi”, ujarnya.
Dari ratusan puisi yang diterbitkan itu kemudian terpilih 10 besar dan terpilih lagi dalam tiga besar puisi terbaik karya siswa. Puisi berjudul “Merintihnya Budaya” karya siswa kelas XII IPS 2, Gesang Arul Fadilah menjadi juara pertama. Puisi juara pertama ini yang mengungkapkan kegelisahan lunturnya semangat kebersamaan dalam keberagaman.
Sementara itu puisi berjudul “Kelabu di Indonesia” karya Khansa Ghadia dan “Malas Tuk Merindu” karya Chikal Kholifiyanti terpilih menjadi peraih puisi terbaik kedua dan ketiga.
Launching antologi puisi ditandai dengan penyerahan buku dari penerbit kepihak madrasah dan penyerahan tropy untuk penulis puisi terbaik. (Ety/Brebes)